Pengembangan Budaya Keagamaan Pesantren Studi Kasus di Pondok Pesantren Terpadu Bustanul Arifin dan Nurul Islam Bener Meriah
DOI:
https://doi.org/10.56921/jumper.v3i2.225Kata Kunci:
Budaya keagamaan, PesantrenAbstrak
Pemahaman mengenai budaya mengalami perkembangan pesat, sehingga dapat kita pahami sebagai kegiatan produktif. Pondok Pesantren Terpadu Bustanul Arifin dan Pondok Pesantren Terpadu Nurul Islam telah memiliki budaya-budaya keagamaan yang khas sesuai dengan program yang telah dikembangkan di kedua pesantren tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui program budaya keagamaan dan pelaksanaan budaya keagamaan. Penelitian ini menggunakan metode pendekatan deskriptif-komparatif. Teknik pengumpulan data diperoleh dengan menggunakan wawancara, observasi dan dokumentasi. Data dianalisis dengan pendekatan habitus Bourdieu. Hasil peneltian menunjukkan: pertama, budaya keagamaan di pesantren Bustanul Arifin adalah budaya akhlak, budaya salaf, budaya disiplin santri, budaya sanadan. Dan budaya keagamaan di pesantren Nurul Islam adalah budaya akhlak, budaya bersih, budaya bahasa, budaya ubudiyah, budaya tahunan. Kedua, pelaksanaan budaya keagamaan di pesantren Bustanul Arifin adalah budaya akhlak dengan mengembangkan hormat dan memuliakan guru, upaya pengabdian santri, wajib berpeci, budaya salaf dengan pengembangan budaya sorogan, musyawarah, hafalan nahwu sharaf, arab melayu, budaya disiplin santri dengan pemanfaatan audio speaker, apel dan kultum, budaya sanadan dengan pembacaan hadits musalsal. Dan pelaksanaan budaya keagamaan di pesantren Nurul Islam adalah budaya akhlak dengan nasihat guru, budaya bersih dengan pengembangan piket kamar, piket rayon, dan jum’at bersih, budaya bahasa dengan pengembangan bahasa arab dan inggris (muhadatsah, piket bawab), budaya ubudiyah dengan tajhiz mayit, penugasan khatib, hafalan wajib (ayat-ayat pendek dan do’a), budaya tahunan dengan khutbatul arsyi, amaliyah tadris, dan praktik pengabdian masyarakat. Ketiga, faktor pendukung di pesantren Bustanul Arifin adalah latar belakang keilmuan guru, dan kompleksifitas struktur keorganisasian.
Unduhan
Diterbitkan
Cara Mengutip
Terbitan
Bagian
Lisensi
Hak Cipta (c) 2024 Muhammad Hakim Mustaqim, Abdussyukur
Artikel ini berlisensiCreative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.